GEOFISIKA
OLEH :
I GEDE SINDU PRATAMA
NIM: 471 415 004
DOSEN PENGAMPU
INTAN NOVIANTARI MANYOE, S.Si., M.T
INTAN NOVIANTARI MANYOE, S.Si., M.T
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2016
BAB 1
PENGANTAR GEOFISIKA
Geofisika merupakan suatu bidang
ilmu yang di dalamnya menggunakan prinsip-prinsip fisika dalam mempelajari bumi
guna memperoleh data keadaan bumi.
Dalam ilmu geofisika terdapat
beberapa cabang ilmu, yaitu:
·
Meteorology
·
Oceanografi
·
Geofisika Bumi:
ü Seismologi,
ilmu yang mempelajari gempa bumi.
ü Volcanology,
ilmu tentang gunung api.
ü Geodinamika,
ilmu yang mempelajari tentang pergerakan lempeng bumi.
ü Eksplorasi
seismic, yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon.
Geofisika
memanfaatkan pengukuran permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang
dimiliki batuan untuk dapat mengetahui sifat-sifat batuan dan kondisi batuan
yang ada di dalam bumi baik secara vertikal maupun horinzontal. Oleh karena itu
geofisika sering dipakai untuk mengetahui struktur batuan, eksplorasi mineral
dan migas, dan berbagai aplikasi dalam geotektonik.
Dalam
melakukan pengukuran geofisika memanfaatkan dua metode, yaitu metode aktif dan
metode pasif:
- · Metode aktif: merupakan metode yang pengukurannya memanfaatkan gelombang buatan gangguan yang dikirimkan ke bumi lalu mencatat respon yang diberikan oleh bumi. Misalnya dengan memanfaatkan ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
- · Metode pasif: merupakan metode yang dalam melakukan pengukuran memanfaatkan medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Misalnya dengan memanfaatkan radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi bumi, medan magnetic bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktivitas bumi.
BAB 2
BUMI DAN TATA SURYA
A.
Pembentukan Alam Semesta dan Tata Surya
1. Teori terbentuknya alam semesta
Sejak lama manusia berusaha untuk
memahami alam semesta ini. Pada zaman kejayaan Yunani, orang percaya bahwa bumi
merupakan pusat dari alam semesta ini. Pengertian alam semesta mencakup tentang
mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokoskos adalah benda-benda yang memiliki
ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, electron, sel, amuba, dan sebagainya.
Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang memiliki ukuran yang sangat
besar, misalnya bintang, planet ataupun galaksi.
Ada beberapa teori yang
mengungkapkan terbentuknya alam semesta. Adapun teori tersebut dapat
dikelompokan menjadi:
1.
teori keadaan tetap (steady-state theory)
Teori
ini berdasarkan pada prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam
semesta dimanapun selalu sama. Teori ini menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi
terbentuk (lahir), tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi teori ini
beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besar dan tuanya.
2.
teori dentuman/ledakan besar (big-bang theory)
Teori
ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari suatu ledakan besar yang
bermula dengan ketiadaan dimana materi, energy dan waktu belum ada. Teori
ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang angat besar dan
mempunyai berat jenis yang juga sangat besar. Kemudian massa tersebut meledak
dengan hebat karena adanya reaksi inti.
2. Teori terbentuknya tata surya
Tata surya terdiri dari matahari
sebagai pusat dan benda-benda lain seperti planet, satelit, meteor, komet, debu
dan gas antarplanet yang beredar mengelilinya. Keseluruhan system ini bergerak
mengelilingi pusat galaksi.

Banyak
teori tentang asal-usul tata surya yang dikemukakan orang, tetapi tak satupun
yang dapat diterima oleh semua pihak. Salah satu teori tersebut yaitu:
1.
hipotesis nebular
Hipotesis
ini dikemukakan pertama kali oleh Laplace pada tahun 1796. Ia yakin bahwa tata
surya terbentuk dari ondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas.
Susunan tata surya
Sistem tata surya adalah suatu sistem organisasi yang teratur pada
matahari. Matahari sebagai induk (pusat peredaran) dan dikelilingi oleh
pengikut-pengikutnya, seperti planet, satelit, asteroid, komet dan meteor.
Bumi menempati urutan ketiga terdekat dari bumi dengan diameter 12.646
km. Jarak antara Bumi dengan matahari 149 juta km yang dijadikan sebagai satuan
jarak Astronomis atau Astronomical Unit (AU). Jadi, 1 AU = 149 juta km. Berat
jenis rata-rata Bumi adalah 5,52 dan beratnya 6,6 x 1021 ton.
Pada awalnya (sebelum adanya pengamatan manusia yang lebih akurat tentang
benda-benda langit dan masih dalam pengetahuan kuno) manusia beranggapan bahwa
Bumi ini datar. Tetapi, melalui pengamatan yang lebih akurat serta dengan majunya
ilmu pengetahuan, manusia baru menyadari bahwa Bumi ini adalah bulat. Bahkan
melalui pengamatan satelit luar angkasa dapat dilihat bahwa bentuk Bumi ini
tidak bulat betul tetapi agak memipih dibagian kutubnya.
BAB
3
GEOKRONOLOGI
· Pendahuluan
Pada
tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang alami dan
asal-usul batuan beku dan sedimen. Dia memperkenalkan hokum superposisi yang
menyatakan bahwa pada tingkat yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah
yang apling tua. William smith (1769-1839) menciptakan suatu konsep dan
menggunakannya pada sekuen sedimen di Inggris. Pada tahun 1830 C. Lyell
menempatkan keempat konsep ini sebagai prinsip-prinsip geologi. Pada tahun 1859
Charles Darwin menerbitkan buku Asal-usul
Spesies.
·
Pembagian
Waktu Geologi
Seri Uranium
|
||||
Unsur
|
Nomor Massa
|
Nomor Atom
|
Waktu Paruh
|
Radiasi
|
U
|
238
|
92
|
4.5 × 10⁹ tahun
|
α
|
Th
|
234
|
90
|
24 hari
|
β
|
Pa
|
234
|
91
|
6.7 hr, 1.2 menit (2 isomer)
|
β
|
U
|
234
|
92
|
2.5 × 10⁵ tahun
|
α
|
Th
|
230
|
90
|
8 × 10⁴ tahun
|
α
|
Ra
|
226
|
88
|
1,620 tahun
|
α
|
Rn
|
222
|
86
|
3.8 hari
|
α
|
Po
|
218
|
84
|
3 menit
|
99.97% α; 0.03 % β
|
Pb
|
214
|
82
|
26.8 menit
|
β
|
or At
|
218
|
85
|
2 detik
|
α
|
Bi
|
214
|
83
|
20 menit
|
99.96 % β; 0.04 % α
|
Po
|
214
|
84
|
1.6 × 10⁻⁴ detik
|
α
|
or TI
|
210
|
81
|
1.3 menit
|
β
|
Pb
|
210
|
82
|
22 tahun
|
β
|
Bi
|
210
|
83
|
5 hari
|
β
|
Po
|
210
|
84
|
138 hari
|
α
|
8 α + 6β
|
||||
BAB 4
SUHU BUMI
Salah satu sumber energy potensial adalah panas
bumi atau geotermal. Sebuah sumber geotermal dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai suatu reservoir yang diperoleh dari panas yang dapat
diekstrasikan secara ekonomis dan dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga
listrik atau penggunaan kebutuhan lainnya, seperti industri, pertanian, atau
rumah tangga.
Panas yang ada dalam bumi dihasilkan oleh
radioaktif dari isotop uranium, thorium, dan kalium. Kandungan panas didalam
bumi diperkirakan sebanyak 3 x 1030 kalori. Sebagian besar transfer panas
dibawah litosfer dikarenakan oleh arus konveksi dan di litosfer dikarenakan
oleh konduksi. Rata-rata temperatur bumi naik seiring semakin dalam kedalaman
bumi, yaitu sekitar 25°-30°C tiap kilometer nya (disebut dengan gradien
termal). Pada eksplorasi geotermal sering menggunakan gradient yang lebih
besar, pengeboran yang dangkal, dan biaya eksplorasi yang murah.
Sumber geotermal terjadi
pada:
- Intrusi magma, sehinga dapat
memberikan panas yang besar.
- Aliran panas permukaan yang
tinggi, akibat kerak tipis, dan gradien suhu tinggi.
- Kenaikan air tanah yang telah
beredar sampai kedalaman beberapa kilometer dan telah dipanaskan akibat
gradien suhu normal.
- Isolasi batuan yang memiliki
konduktivitas termal yang rendah.
- Anomali panas batuan dangkal
oleh radioaktif unsur.
Di
permukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap
panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma, yang
menerima panas dari inti bumi.
Magma
yang terletak di dalam lapisan mantel, memanasi suatu lapisan batu padat. Di
atas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu yang mempunyai
banyak lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air, yang berasal
dari tanah, atau resapan air hujan, atau resapan air danau maka air itu turut
dipanaskan oleh lapisan batu padat yang pans itu. Bila panasnya besar, maka
terbentuk air panas, bahkan terbentuk uap dalam lapisan batu berpori. Bila di
atas lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu
berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan
berusaha keluar. Dalam hal ini ke atas, yaitu ke arah permukaan bumi.
Gejala
panas bumi pada umumnya tampak di permukaan bumi berupa mata air panas. Dengan
jalan pengeboran uap alam yang bersuhu dan bertekanan tinggi dapat diambil dari
dalam bumi dan dialirkan ke generator turbo yang selanjutnya menghasilkan
tenaga listrik.
BAB 5
GRAVITASI BUMI
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi
antara semua partikel yang memiliki massa di alam semesta. Gravitasi matahari
yang dihasilkan benda-benda langit dalam setiap orbit mengelilingi matahari.
Fisika modern menjelaskan gravitasi menggunakan Teori Einstein Relativitas
Umum, tapi Hukum gravitasi universal Newton yang lebih mendekati sederhana
cukup akurat dalam kebanyakan kasus.
Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa sangat
besar dapat menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar pula untuk menarik
benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di
bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda di luar angkasa, seperti
bulan, meteor, dan benda langit lainnya, termasuk satelit buatan manusia.
Hukum tarik-menarik (gravitasi) Newton dalam
fisika berarti gaya tarik untuk datang lebih dekat satu sama lain. Dalam bidang
fisika dari setiap objek dengan massa m1 selalu memiliki afinitas dengan obyek
lain (dengan massa m2). Misalnya, partikel satu sama partikel lain selalu
saling tarik. Contoh yang disajikan oleh Sir Isaac Newton di bidang mekanika
klasik bahwa apa pun di atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang kemudian dikenal
sebagai fenomena benda jatuh.
Tarikan gravitasi dinyatakan oleh Isaac Newton melalui tulisannya di jurnal
Philosophiae Naturalis Principia Mathematica pada 5 Juli 1687 dalam bentuk
rumus berikut:
Keterangan :
- F merupakan besarnya gaya gravitasi antara dua massa
tersebut,
- G merupakan konstante gravitasi,
- m1 merupakan massa dari benda pertama
- m2 merupakan massa dari benda kedua, dan
- r merupakan jarak antara dua massa tersebut.
Medan
gravitasi didefinisikan sebagai ruang di sekitar obyek dengan massa
Dimana benda massa lainnya dalam ruang yang akan mengalami gaya gravitasi.
Dengan demikian massa dapat dianggap sebagai
sumber medan gravitasi.
Medan gravitasi termasuk
bidang vektor, yaitu bidang yang setiap titik memiliki besar dan arah. Hal ini
di gambarkan seperti panah. Cara lain untuk menggarkan adalah bahwa
garis-garis medan diagram (garis-garis gaya). Garis-garis medan adalah garis
kontinyu (continuous) selalu diarahkan pada sumber massa ke medan gravitasi.
MAGNETIK BUMI
Bumi
punya medan magnet seperti yang dihasilkan magnet batang. Kutub magnet bumi
terletak pada lintang sekitar 78° ± 1330 km dari kutub geografi. Sumber medan
magnet, disebabkan arus konveksi. Medan magnet bumi digambarkan dengan
garis-garis lengkung yang berasal dari kutub selatan bumi menuju kutub utara
bumi. Magnet bumi tidak tepat menunjuk arah utara-selatan geografis.
Penyimpangan magnet bumi ini akan menghasilkan garis-garis gaya magnet bumi
yang menyimpang terhadap arah utara-selatan geografis. Studi tentang kemagnetan
bumi salah satu cabang yang paling tua dalam geofisika.
Gambar
kemagnetan bumi
Bumi dapat dipandang sebagai benda magnet besar bersifat
dipole dengan sumbu magnetik tidak berimpit dengan sumbu geografis bumi tapi
membentuk sudut 11,5 derajat dengan sumbu perputaran bumi.
Sumbu-sumbu dipole menembus permukaan bumi pada dua titik
dan perpotongannya disebut kutub geomagnetik, kutub geomagnetik utara terletak
pada 78,5o N, 71o W (daerah barat laut Greenland) dan kutub geomagnetik selatan
terletak pada 78,5o S, 110oE yaitu daerah disekitar antartika (Sharma, 1976).
Besar dan arah medan magnetik bumi dinyatakan dalam deklinasi
dan inklinasi. Kuat medan magnet yang terukur dipermukaan sebagian besar
berasal dari dalam bumi 90% (internal field) sedangkan sisanya medan
magnet dari kerak bumi (merupakan target dalam metode eksplorasi geofisika)
serta medan dari luar bumi (eksternal Filed)
Internal field karena sangat besar sehingga medan ini
disebut dengan medan utama magnet bumi yang dihasilkan oleh
aktivitas di dalam inti luar dan inti dalam bumi. Konsep ini dapat dijelaskan
dengan teori dinamo. Medan utama magnet bumi bervariasi terhadap posisi dan
waktu yang kompleks.
Untuk menyeragamkan harga medan utama magnet bumi di
suatu tempat dibuat standar harga yang dinamakan International Geomagnetics
Reference Fileds (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun.
A.
Elemen-elemen
Medan Magnet
Medan magnet pada setiap titik dipermukaan bumi dengan
intensitas total F memiliki komponen:
komponen vertikal Z dan komponen horisontal H. Komponen H selalu bernilai positif sedangkan komponen
vertikal Z positif ke arah bawah dan negatif ke arah atas.
Sudut yang dibentuk antara komponen horisontal dengan arah utara geografik disebut deklinasi
D (positif searah jarum jam 0-360°), sudut yang dibentuk oleh intensitas total
F dengan komponen horisontal disebut sudut inklinasi I (positif kearah bawah,
-90° sampai +90°) Komponen komponen tersebut diorientasikan dengan kordinat geografik, yaitu
utara (X), timur (Y) dan arah vertikal (Z). Parameter-parameter X,Y,Z,D,I,H dan
F dikenal dengan elemen geomagnetik.
B.
Variasi
Medan Magnet Bumi
Sejak tahun 1600 melalui penelitian yang lebih teliti
pada data geomagnetik diperoleh bahwa medan magnet bumi berubah terhadap waktu baik intensitas maupun arahnya. Perubahan
atau variasi medan magnet bumi dapat terjadi pada waktu relatif singkat,
kadang-kadang variasinya besar dan tidak beraturan.Variasi medan magnetik
secara garis besar dibagi atas: Variasi Harian (diurnal Variation),
Variasi Sekuler dan Badai Magnetik (magnetic strom).
a. Variasi
Harian
ü Perubahan medan magnet dalam waktu yang singkat dengan
periode harian.
ü Dominan disebabkan oleh gangguan matahari yang berkaitan
dengan berubahnya besar dan arah sirkulasi arus listrik dalam ionosfera
(Milson, 1989).
ü Radiasi ultraviolet matahari menimbulkan ionosasi pada
ionosfer.
ü Ionisasi dan adanya elektron2 yang terlempar dari matahari menimbulkan fluktuasi arus
sebagai sumber medan magnet.
ü Sifat variasi ini acak dan periodik, dengan periode
rata-rata 10-30 gamma.
b. Variasi
Sekuler
ü Perubahan intensitas yang terjadi kecil dan sangat
lamban.
ü Selain terjadi perubahan intensitas medan magnetik bumi
juga perubahan posisi kutub magnetik bumi.
ü Perubahan posisi kutub magnetik terjadi dalam waktu
puluhan atau ratusan tahun.
ü Perubahan posisi kutub magnetik bumi ini berpengaruh pada
besarnya intensitas medan magnetik bumi.
c.
Badai Magnetik
ü Penyebabnya hampir sama dengan variasi harian, yakni
aktivitas matahari terutama pada saat bintik matahari muncul.
ü Perubahannya sangat cepat acak dan besar, sehingga secara
praktis mengaburkan hasil pengamatan.
ü Badai magnetik ini berlangsung beberapa jam bahkan sampai
beberapa hari.
ü Besarnya bisa mencapai ratusan sampai ribuan gamma dan
menurun kembali ke keadaan normal secara tidak menentu.
C. Sifat anomaly Medan Magnet
Berdasarkan
sifat medan magnet bumi dan sifat kemagnetan bahan pembentuk batuan, bentuk anomali medan
magnet yang ditimbulkan oleh benda penyebabnya bergantung pada:
Ø Inklinasi medan magnet bumi disekitar benda penyebab.
Ø Geometri dari benda penyebab.
Ø Kecendrungan arah dipole-dipole magnet benda penyebab.
Ø Orientasi arah dipole-dipole magnet benda penyebab terhadap
arah medan magnet bumi
a.
Magnetometer
Magnetometer rmerupakan alat yang
berfungsi untuk menguukur badai magnetic. (a)
(b)
(c)
Gambar (a) Magnetometer, (b)
Magnetometeer Fluks Gate, (c)Proton Magnetometer
b.
Kompas
Kompas
adalah alat penunjuk arah mata angin. Kompas terbuat dari logam magnetik yang
diletakkan sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat bebas bergerak ke semua
arah. Hanya saja, perlu diperhatikan bahwa penunjukan jarum kompas tidaklah
selalu mengarah ke titik utara sejati (true north) pada suatu tempat. Hal ini
disebabkan, berdasarkan teori dan praktek, bahwa kutub-kutub magnet bumi tidak
berimpit atau berada pada kutub-kutub bumi (Tim Penyusun Buku Revisi Almanak
Hisab Rukyat, 2010: 239).
Untuk mendapatkan utara sejati (true north) ketika
menggunakan kompas, dibutuhkan koreksi deklinasi magnetik terhadap arah jarum
kompas (Khazin, 2005: 60). Hal ini karena kutub magnet utara memiliki selisih
dengan utara sejati yang besarannya berubah-ubah. Selisih itu disebut variasi
magnet atau juga disebut deklinasi magnetik. Nilai variasi magnet ini selalu
berbeda di setiap waktu dan tempat (Hambali, 2011: 234).
D.
Pengukuran
Geomagnetik
Pengukuran medan
magnet dapat dilakukan di darat , laut dan udara. Teknik pengukukuran berbeda untuk masing-masing tempat
sesuai dengan maksud eksplorasinya. Pengukuran di darat selang antar titik ukur kecil
beberapa meter sampai beberapa puluh meter dan daerah eksplorasi biasanya
terbatas. Pengukuran di laut maupun di udara selang antar titik ukur lebih besar
berkisar antara 0,25 mil sampai beberapa mil dan daerahnya lebih luas.
a. Pengukuran
Geomagnetik di Darat
ü Biasanya untuk eksplorasi mineral juga untuk penelitian
geologi tinjau.
ü Selang antar titik ukur rapat (beberapa meter sampai
beberapa puluh meter)
ü Titik amat dan pengamat harus bebas dari gangguan
magnetik (listrik, jembatan,barang dari
besi, jam tangan, pisau lipat dll).
ü Pengukuran dapat dilakukan dengan satu atau dua alat.
ü Pada akhir survey tiap hari pembacaan harus dilakukan kembali di titik base station dengan tujuan
mengetahui perbedaan pembacaan.
ü Pengukuran geomagnetik di darat dilakukan dengan
menggunakan magnetometer jenis medan magnet vertikal dan medan magnet total,
adapun medan magnet horisontal jarang dilakukan
b. Survey
Geomagnetik di Udara
ü Biasanya dilakukan dengan tujuan penelitian ilmaih dan
geologi tinjau (rekonesen)
ü Yang terukur medan magnet total.
ü Alat memiliki sensitivitas magnetometer besar (1-5 gamma)
lebih sensitif daripada magnetometer darat.
ü Alat digantung pada pesawat (lintasan dan ketinggian
tergantung pada tujuan survey), data terekam secara otomatis pada kertas rekam
ü Pencatatan variasi harian diletakkan di darat (untuk
mengetahui adanya badai magnetik)
ü Variasi harian tidak didasarkan di darat, karena variasi
harian berbeda untuk lintasan yang jauh.
ü Lintasan pengukuran memotong dilakukan untuk koreksi
pembacaan.
ü Penentuan lokasi dilakukan dengan pemotretan udara,
bantuan radar, signal radio dll.
ü Daerah datar tidak ada gangguan magnetik yang menonjol.
ü Keuntungannya adalah luas daerah yang besar serta
dilakukan dengan cepat.
ü Untuk pekerjaan eksplorasi mineral lokasi yang kecil
biaya survey lebih besar tidak ekonomis.
ü Anomali yang diharapkan pada eksplorasi mineral lebih
dangkal.
c. Survey
Geomagnetik Laut
ü Keuntungannya adalah luas daerah yang besar serta
dilakukan dengan cepat.
ü Untuk pekerjaan eksplorasi mineral lokasi yang kecil
biaya survey lebih besar tidak ekonomis.
ü Anomali yang diharapkan pada eksplorasi mineral lebih
dangkal.
BAB 7
KELISTRIKAN
BUMI
Di dalam tubuh bumi bentuk arus listrik adalah electron, tapi dalam batuan sedimen yang tersaturasi air, di laut, dan di atmosfer, kebanyakan berupa ion. Derajat ionisasi di udara bervariasi, bergantung pada elevasi, waktu, dan latitude.
Konduktivitas
batuan di dekat permukaan bumi kebanyakan ditentukan oleh jumlah distribusi air
garam pada batuan berpori. Dibawah lapisan sedimen dan bagian bawahnya, tekanan
begitu besarnya sehingga pori-pori tertutup dan hanya konduktivitas batuan
keraslah yang membawa arus listrik. Konduktivitas batuan beku dan metamorf
lebih rendah dari rata-rata formasi sedimen.
Awan ion
(elektron) di udara dapat menimbulkan arus listrik jika bergerak relatif
terhadap bumi. Arus seperti ini akan menghasilkan medan magnet. Hal ini juga
diduga sebagai penyebab variasi harian pada medan magnet bumi. Sistem sirkulasi
arus ini mengikuti matahari pada sirkulasi hariannya. Secara kasar dua pertiga
variasi diurnal berasal dari luar, sedangkan sepertiga lainnya berasal dari
pergerakan arus bumi. Arus dibumi ini tidak diukur secara langsung, melainkan
ditentukan dari potensi gradien dan resistivitas dengan menggunakan hukum Ohm.
Beda
tegangan lokal dapat timbul oleh beberapa sebab, terutama oleh reaksi kimia
pada zone oksidasi di sekeliling tubuh bijih. Reaksi reduksi kimia ini terjadi
pada keadaan air tanah yang rendah oksigen. Polarisasi yang terjadi pada tanah
menyebabkan perbedaan aktivitas kimia sehingga terjadi perubahan konsentrasi
ion di sekeliling tubuh bijih. Beda potensial juga dapat ditimbulkan oleh pergerakan
larutan melalui batuan yang permeable.
Badai
magnetic diyakini berhubungan erat dengan aktivitas bintik matahari. Hal ini
mengarah ke penelitian radiasi elektromagnetik yang mempengaruhi atmosfer bumi
dan hasilnya yang menjelaskan efek magnetic. Badai magnetic juga diikuti oleh
gangguan ionisasi pada atmosfer. Penyebab utama gangguan ini masih belum
ditentukan. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kenaikan sementara radiasi
ultraviolet. Tetapi, sulit dilihat bagaimana hal ini menyebabkan aurora dan pola
magnetic di daerah kutub, suatu daerah yang intensitas mataharinya sangat
kecil.
Teori
lain mengemukakan adanya sambutan partikel dari matahari yang terdefleksi oleh
medan magnet sedemikan sehingga terfokus pada rangkaian aurora. Gangguan lain
yang berbeda dengan badai magnetic adalah melemahnya gelombang radio akibat
aktivitas matahari. Erupsi pada permukaan matahari menyebabkan gelombang radio
tidak terpantulkan dari lapisan ionisasi atmosfer bumi.
BAB 8
SEISMOLOGI
|
Gambar
Akibat Dari Gempa Bumi
|
Gempa bumi
a.
Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan suatu getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan
bumi karena pelepasan energi dari dalam bumi secara tiba-tiba sehingga
menciptakan gelombang seismik.
Gempa bisa saja terjadi karena ada pergerakan lempeng atau kerak bumi. Gempa
bumi yang terjadi mampu mengakibatkan perubahan, perombakan, bahkan perusakan
pada permukaan bumi.
Seperti yang kita tahu, gempa bumi dengan skala yang besar mampu merusak
bangunan, dari yang kecil hingga gedung-gedung besar.
Memang kekuatan gempa diukur berdasarkan kerusakan yang terjadi. Skala yang
biasa digunakan untuk mengukur kekuatan gempa adalah Skala Omari, Skala
Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli. Skala Richter merupakan skala
yang digunakan, namun skala Richter adalah yang paling popular untuk mengukur
kekuatan gempa bumi yang disebut dengan magnitude (M). Berdasarkan skala-skala
ini orang dapat mengenali kekuatan gempa yang pada akhirnya berguna untuk
mengantisipasinya seperti desain konstruksi bangunan dan jalan raya.
Menurut skala Richter kekuatan gempa bumi dapat dilihat sebagai
berikut :
·
<3,5 Umumnya tidak terasa,
tetapi terekam.
·
3,5-5,4 Seringkali terasa,
tetapi jarang mengakibatkan kerusakan.
·
< 6,0 Dapat menyebabkan
kerusakan besar pada bangunan yang kurang kuat dan meliputi daerah yang kecil.
·
6.1-6.9 Dapat menimbulkan
kerusakan pada fisik dan menimbulkan korban jiwa manusia pada radius sampai 100
kilometer.
·
7.0-7.9 Pada skala ini termasuk
gempa bumi besar. Dapat menyebabkan kerusakan serius pada daerah yang lebih
luas.
·
> 8 Gempa bumi besar. Dapat
menyebabkan kerusakan serius pada daerah yang meliputi beberapa ratus
kilometer.
Sebagai contoh, gempa bumi di Aceh mencapai
kekuatan 9,0 skala Richter yang mengakibatkan kerusakan fisik yang amat besar
dan menimbulkan korban yang banyak.
Jika kalian tertarik dengan terjadinya gempa
bumi, kalian bisa belajar tentang seismologi, yakni ilmu yang mempelajari gempa
bumi.
b.
Penyebab Gempa Bumi
Gempa bumi itu terjadi karena beberapa faktor, berikut ini adalah faktor
atau penyebab terjadinya gempa bumi itu.
·
Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik
disebabkan karena adanya pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara tiba-tiba
dengan kekuatan yang sangat kecil hingga sangat besar. Apabila sudah terjadi
gempa tektonik, maka akan terjadi kerusakan atau bencana alam di bumi. Karena
getaran gempa yang kuat bisa menjalar ke seluruh bagian bumi. Gempa tektonik
juga bisa disebabkan karena pelepasan tenaga disebabkan pergeseran lempengan
plat tektonik.
·
Gempa Bumi Vulkanik
Gempa ini terjadi
karena aktivitas magma yang biasa terjadi sebelum meletusnya gunung berapi.
Semakin tinggi aktivitas dari gunung berapi tersebut, maka semakin besar pula
ledakan yang akan terjadi dan menyebabkan terjadinya gempa bumi. Ketika gempa
terjadi, hanya akan terasa disekitar tempat ledakan gunung berapi tersebut
saja.
·
Gempa Bumi Tumbukan
Gempa yang terjadi
diakibatkan oleh tumbukan atau hantaman meteor maupun asteroid yang jatuh ke
bumi. Gempa Bumi Tumbukan ini sangat jarang terjadi.
·
Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi ini biasa
terjadi di daerah kapur atau di daerah pertambangan. Jika gempa ini terjadi,
lebih bersifat lokal. Akan tetapi Gempa Bumi Runtuhan ini pun jarang sekali
terjadi.
·
Gempa Bumi Buatan
Gempa ini disebabkan
karena aktivitas manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir maupun palu yang
dipukulkan ke permukaan bumi.
Gempa bumi pun dapat terjadi karena letaknya yang jauh di kedalaman bumi atau biasa disebut dengan hiposentrum.
·
Gempa Bumi Dalam
Gempa bumi yang disebabkan karena hiposentrum-nya berada lebih dari 300 km
di dalam kerak bumi atau di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam tidak begitu
berbahaya untuk kelangsungan hidup manusia karena pusat gempa sangat jauh di
permukaan bumi.
·
Gempa Bumi Menengah
Gempa bumi ini hiposentrum-nya berada antara 60 km hingga 300 km di bawah
permukaan bumi. Dampak yang diakibatkan dari gempa bumi menengah masih ringan
dengan getaran yang lebih terasa dibanding dengan gempa bumi dalam.
·
Gempa Bumi Dangkal
Inilah gempa bumi yang mampu menimbulkan kerusakan besar. Hiposentrum gempa
bumi dangkal berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi.
BAB 9
GEODINAMIKA
Sebagaimana diketahui
bahwa Bumi adalah suatu planet yang dinamis dimana material penyusunnya terdiri
dari berbagai jenis lapisan, berada dalam kondisi yang bergerak. Sifat bumi yang
dinamis disebabkan oleh adanya 2 sistem yang bekerja di Bumi, yaitu Sistem
Hidrologi dan Sistem Tektonik. Dampak dari adanya sistem tersebut secara
dramatis terekspresikan pada citra satelit wilayah Amerika Utara (gambar 2-1).
Pada citra, pergerakan yang terlihat paling jelas adalah pergerakan fluida yang
ada ipermukaan Bumi, yaitu air dan udara. Siklus yang sangat rumit dimana air
berpindah dari lautan ke atmosfir kemudian ke daratan dan kembali lagi ke
lautan adalah hal yang paling endasar yang terdapat dalam sistem hidrologi.
Sumber energi yang menggerakan sistem ini adalah energi yang berasal dari
matahari. Energi panas matahari menguapkan air yang ada di lautan dan juga
mengakibatkan atmosfir bersirkulasi sebagaimana diperlihatkan oleh awan badai Dennis
pada citra satelit. Uap air yang ada di atmosfir kemudian dibawa bersama
atmosfir yang bersirkulasi dan secara teratur uap air terkondensasi yang
kemudian jatuh sebagai hujan atau salju. Turunnya hujan atau salju dipengaruhi
oleh gaya gravitasi (gayaberat) didalam menarik air kembali kepermukaan bumi.
Gayaberat juga berperan dalam mengalirkan air kembali ke lautan melalui
beberapa sub-sistem (sungai, air bawah tanah dan gletser). Dalam setiap
subsistem tersebut, gayaberat yang menyebabkan air mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah.
Litosfir Bumi mungkin
kelihatan seperti diam ditempat, akan tetapi sebagaimana hidrosfir, litosfir
Bumi secara konstan bergerak dengan pergerakan yang sangat lambat (1-10 cm
pertahun). Saat ini telah terbukti bahwa seluruh litosfir Bumi saling bergerak,
dimana benua-benua saling memisahkan diri dan bagian-bagian dari benua tersebut
mengapung bergeser hingga ribuan kilometer melalui permukaan Bumi yang
memungkinkan satu dan lainnya saling bertabrakan. Rangkaian pegunungan
Appalahian yang terlihat sebagai penjajaran dari punggungan bukit dan lembah
terbentuk ketika 2 benua bertabrakan ratusan juta tahun yang lalu.
Lapisan-lapisan batuan yang terlipat dan terpatahkan membentuk jalur pegunungan
yang tinggi dan kemudian secara berlahan dierosi oleh jaringan sungai yang
terdapat di wilayah tersebut. Bersamaan dengan tabrakan ini, dibagian pinggir
lempeng Amerika Utara terjadi pembentukan palung (rifting) yang mengakibatkan
terpisahnya benua Afrika dengan Amerika. Fakta-fakta yang memperlihatkan bahwa
seluruh bentuk-bentuk struktural yang terdapat di planet Bumi kita adalah hasil
dari sistem yang sederhana yaitu dari pergerakan lempeng-lempeng litosfir.
Gerakan dari sistem tektonik lempeng ini dipicu oleh energi panas yang
dilepaskan dari dalam Bumi.
Konsep dari sistem alam
ini dikembangkan dengan tujuan untuk mempelajari Bumi, konsep ini menyediakan
suatu kerangka kerja dalam memahami bagaimana setiap bagian dari Bumi bekerja
dan mengapa Bumi secara konstan berubah. Sebagaimana diketahui bahwa
hukum-hukum alam mengendalikan sistem geologi, dimana sistem ini menyediakan
jawaban terhadap peristiwa yang terjadi di Bumi, termasuk didalamnya adalah
berbagai bentuk bentangalam dan proses kejadiannya.
Konsep Konsep Utama Sistem Bumi
1. Sistem alamiah adalah
sekumpulan dari komponen komponen yang mandiri (tidak saling tergantung satu
dengan lainnya) yang saling berinteraksi membentuk suatu keteraturan terpadu
dan berada dalam pengaruh gaya yang saling berhubungan. Material yang berada
dalam suatu sistem dapat berubah dalam rangka mencapai dan mempertahankan
keseimbangan
2. Sistem yang menggerakan
dan memindahkan air dikenal sebagai sistem hidrologi, Sistem ini memindahkan
air dari sungai, air bawah tanah, gletser, lautan dan uap air di atmosfer.
Bersamaan dengan perpindahan air maka air tersebut akan mengerosi, mengangkut,
dan mengendapkan sedimen sedimen yang diangkutnya membentuk bentuk-bentuk
bentangalam tertentu dan tubuh batuan tertentu.
3. Radiasi matahari
merupakan sumber energi dari sistem hidrologi yang terjadi di bumi sedangkan
energi panas yang berasal dari dalam bumi adalah energi yang menggerakan dan
memindahkan lempeng-lempeng litosfer (sistem tektonik lempeng). Sistem
tektonik menjelaskan kenampakan-kenampakan utama dari bentangalam struktural
yang ada di bumi
4. Tempat dimana
lempeng-lempeng bergerak saling menjauh satu dengan lainnya (divergence), maka
material panas yang berasal dari dalam mantel akan naik kepermukaan bumi
mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh lempeng tersebut dan akan membentuk
litosfer baru. Kenampakan lempeng-lempeng litosfer yang baru yang diakibatkan
oleh lempeng-lempeng yang saling menjauh dapat dilihat pada palung benua
(continent rift), punggung samudra dan cekungan samudra yang baru
5. Tempat-tempat dimana
lempeng saling mendekat (convergence), yaitu salah satu lempeng menyusup
dibawah lempeng lainnya dan menunjam kedalam mantel. Fitur utama dari
kenampakan pada tepi lempeng yang konvergen akan berupa jalur pegunungan
lipatan, busur gunungapi dan palung laut dalam. 6. Tempat dimana
lempeng-lempeng saling bergeser secara horizontal satu dan lainnya, maka akan
berkembang menjadi batas-batas lempeng transforms, sesar-sesar mendatar
dan umumnya dicirikan oleh pusat-pusat kegempaan dengan epicentrum gempa
dangkal. 7. Lempengan kerak bumi yang terletak jauh dari pinggir lempeng dapat
menyebabkan material mantel yang berdensitas rendah naik ke permukaan sehingga
memungkinkan terbentuknya gunung-gunungapi yang bersumber dari lempeng. 8.
Kerak bumi mengambang diatas mantel bumi yang berdensitas lebih besar yang
terletak dibawah kerak bumi. Kerak bumi akan naik dan tenggelam dalam usahanya
mempertahankan keseimbangan isostasi.
Sistem Geologi
Sistem adalah sekumpulan material yang saling
tergantung dan berinteraksi dengan energi untuk menghasilkan suatu tujuan
secara bersama sama. Hampir semua sistem geologi adalah sistem yang terbuka;
artinya bahwa sistem dapat bertukar antara materi dan energi melewati batas-batasnya.
Tidak satupun didalam
maupun diatas bumi sebagai entitas yang terisolasi. Semuanya saling
berhubungan. Kita mungkin mengetahui banyak hal secara rinci tentang banyak hal
yang saling terpisah dijumpai diatas atau didalam bumi, akan tetapi kebanyakan
dari kita tidak mengetahui bagaimana bagian-bagian tersebut saling berhubungan
dan menyatu secara bersama-sama. Tanpa beberapa konsep bagaimana fungsi fungsi
yang ada di dunia ini sebagai satu kesatuan, maka kita dengan mudah kehilangan
hubungan yang penting terhadap gejala gejala yang terpisah /terisolasi
tersebut, seperti hubungan antara air hujan, temperatur dan longsoran tanah.
Untuk memahami Bumi dan bagaimana bumi bekerja, kita memerlukan suatu model
atau kerangka kerja, yaitu suaturencana atau peta yang memperlihatkan bagaimana
hal tersebut saling berhubungan dan bagaimana hal tersebut bekerja, seperti
kerangka kerja yang ada dalam konsep sistem.
Terdapat banyak jenis
sistem yang berbeda dan kita harus dapat mengenali dan memastikan dari banyak
sistem alam aupun buatan. Sistem dalam pikiran seorang teknisi adalah
sekumpulan peralatan yang saling berinteraksi dan bekerja bersama untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Didalam rumah kita dapat
mengenal sistem kelistrikan, sistem sanitasi dan sistem pendingin ruangan.
Fungsi dari masing-masing sistem tersebut satu dan lainnya berdiri
sendirisendiri tidak saling berhubungan. Setiap perpindahan material atau
energi dari satu tempat ke tempat lain dan masing-masing mempunyai daya gerak
yang membuat sistem bekerja. Sebagai contoh sistem biologis yang ada pada diri
kita dimana tubuh kita tersusun dari organ-organ yang terpisah dan saling
bekerja sama. Sistem sirkulasi yang terdiri dari jantung, saluran pembuluh
darah, dan organ-organ lainnya yang mengalirkan darah keseluruh tubuh.
Dalam ilmu fisika, kita
bicara tentang sistem dalam pengertian yang sangat umum; sistem adalah bagian
dari ruang yang menjadi perhatian kita. Ruang mungkin dapat terdiri dari
berbagai macam materi yang dikendalikan oleh energi dalam berbagai cara.
Berdasarkan definisi sistem, kita dapat mengidentifikasi tingkat materi yang
sedang diukur dan energi yang terlibat didalamnya sehingga kita dapat secara
jelas mengetahui setiap perubahannya. Dalam setiap kasus ini, sistem terdiri
dari komponen-komponen tertentu yang saling bekerja sama untuk mendapatkan satu
hasil tertentu. Untuk menghasilkan tugas tertentu, materi dan energi bergerak
mendekati dan berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Sistem semacam ini
disebut sebagai sistem dinamis. Sistem semacam ini disebut sebagai
sistem dinamis.
BAB 10
PENGANTAR METODE GRAVITASI
1. Pengertian
Metode Gravitasi
Salah
satu metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran medan gravitasi.
Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, dikapal maupun di udara. Dalam
metode ini dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa
batuan dibawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah
perbedaan medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi
lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam ekslorasi jebakan minyak (oil
trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral
dan lainnya.
2. Tahap
– Tahap Penelitian Dalam Metode Gravitasi :
a.
Akuisisi Data
Akuisisi
data merupakan proses pengambilan data dilapangan, mulai dari mengetahui
informasi dari daerah yang akan diukur dan persiapan alatnya. Beberapa diantara
alat itu adalah :
·
Seperangkat Gravimeter
·
GPS
·
Peta Geologi dan Peta Topografi
·
Penunjuk Waktu
·
Alat Tulis
·
Kamera
·
Pelindung Gravimeter
·
Dan beberapa alat pendukung lainnya.
Setelah alat telah dipersiapkan, langkah awal untuk
pengukuran adalah menggunakan peta geologi dan peta topografi, hal ini
bertujuan untuk menentukan lintasan pengukuran dan base station yang telah
diketahui harga percepatan gravitasi. Akan tetapi ada beberapa parameter lain
yang harus diperhatikan dalam penentuan base station, lintasan pengukuran dan
titik ikat. Antara lain adalah :
·
Letak titik pengukuran harus jelas dan
mudah dikenal
·
Lokasi titik pengukuran harus dapat
dibaca dalam peta
·
Lokasi titik pengukuran harus mudah
dijangkau serta bebas dari gangguan kendaraan bermotor, mesin dll.
·
Lokasi titik pengukuran harus terbuka
sehingga GPS mampu menerima sinyal dari satelit dengan baik tanpa ada
penghalang.
Jadi
intinya hal yang harus diperhatikan adalah melakukan kalibrasi alat dan
menentukan titik acuan (base station) sebelum melakukan pengambilan data gaya
berat di titik-titik ukur lainnya. Mencari besarnya harga medan gravitasi suatu
base station (titik acuan) pengukuran dapat dilakukan dengan persamaan :
gbs
= gref + (Gpembacaan bs + Gpembacaan
ref)
Keterangan
:
Gbs = harga medan gravitasi base
station
Gref = harga medan gravitasi titik
referensi
Gpembacaan bs = harga pembacaan
gravitasi di base station
Gpembacaan ref = harga pembacaan
gravitasi di titik referensi
b.
Pengolahan Data
Pengolahan data dalam
metode gravitasi ini meliputi tahapan-tahapan antara lain :
-
Konversi hasil pembacaan gravimeter ke
nilai milligal
-
Koreksi tinggi alat
-
Koreksi drift (apungan)
-
Koreksi pasang surut
-
Koreksi gravitasi normal
-
Koreksi udara bebas (free-air
correction)
-
Koreksi bouguer
-
Koreksi menda (terrain correction)
BAB 11
PENGANATAR METODE GEOMAGNET
1. Pengertian
Medan Magnet Secara umum
Pengertian umum medan magnet bumi adalah medan atau daerah dimana dapat dideteksi distribusi
gaya magnet
(BROOKE,
1966, Champman
dan
Barttels, 1940).
Pada tahun 1839
Gauss pertama kali melakukan analisa harmonik dari medan magnet bumi untuk mengamati sifat-sifatnya. Analisa selanjutnya
yang dilakukan
oleh para ahli
mengacu
pada kesimpulan
umum yang dibuat oleh Gauss yaitu :
·
Intensitas medan magnet bumi hampir seluruhnya dari dalam bumi
· Medan
yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan persamaan harmonik
yang pertama berhubungan dengan potensial dua kutub di pusat bumi. Dua kutub Gauss
ini mempunyai kemiringan (menyimpang) kira-kira 11,50 terhadap sumbu geografis.
Komponen medan magnet yang berasal dari dalam
medan bumi merupakan efek yang timbul karena sifat inti bumi yang cair memungkinkan adanya gerak relatif antara kulit bumi dengan inti bumi yang sering disebut dengan efek dynamo.
Variasi medan magnet yang hanya beberapa persen dari harganya yang timbul
oleh aliran arus di
ionosfer yang menghasilkan medan magnet, dengan demikian induksi arus listrik alam mengurangi komponen horisontal yang tergantung pada sifat kelistrikan kerak dan mantel bumi (Brooke, 1966). Arus ionosfer pada prinsipnya berasal dari :
·
Fluktuasi harian sinar matahari dan pasang surut bulan yang menyebabkan bergeraknya elektron bebas.
·
Variasi transien yang dihasilkan oleh aktivitas matahari, aliran partikel terionisasi yang berasal dari emisi gas hydrogen dari matahari ditahan dynamo ionosfer dan akibatnya menganggu medan magnet bumi (Oxford, 1965; Akasofu dan Champman, 1961).
A.
Suseptibilitas Batuan dan Mineral
Tingkat suatu benda magnetik untuk mampu
dimagnetisasi ditentukan oleh suspebilitas
kemagnetan atau K, dituliskan sebagai :
I = k H
Besaran yang tidak berdimensi ini merupakan
parameter dasar yang dipergunakan dalam metode magnetik. Harga k pada batuan
semakin besar apabila dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai banyak mineral – mineral yang
bersifat magnetik.
Faktor yang mempengaruhi harga suspebilitas batuan
adalah :
v Jenis
batuan
v Komposisi
batuan
Benda magnet apabila berada dalam medan luar akan
memiliki kutub kutub sendiri yang
umumnya mengarah kearah yang sama dengan medan, sehingga akan dihasilkan
suatu medan baru. Medan tambahan ini
apabila dihubungkan dengan intensitas magnetisasi adalah induksi magnetik (B).
Berdasarkan harga kerentanan magnet, k bahan dapat
dibedakan sebagai berikut :
v Diamagnetik,
yaitu mempunyai harga k yang lebih kecil dan negatif.
contoh
: air, Hg, Cu, dll.
v Paramagnetik,
yaitu mempunyai harga k yang kecil dan positif.
contoh
: Pt, AlO₂
dll.
v Ferromagnetik,
yaitu bahan paramagnetik yang mempunyai harga k besar sekali ( sampai 10 kali
harga k bahan paramagnetik ).
contoh : jenis – jenis logam.
BAB 12
PENGANTAR METODE GEOLISTRIK
Metoda Tahanan Jenis
Metoda tahanan jenis adalah salah
satu dari kelompok metoda geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan
bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di
bawah permukaan bumi. Yang dipelajari di sini mencakup besaran medan potensial,
medan elektromagnetik yang diakibatkan oleh aliran arus listrik secara alamiah
(pasif) maupun secara buatan (aktif).
Cara yang sama digunakan untuk
penurunan pada elektroda potensial P2, dan didapat beda potensial antara P1 dan
P2.
Gambar 1. Konfigurasi elektroda arus dan potensial
Dalam penjelasan di atas dijelaskan penggunaan arus listrik
berfrekuensi rendah dialirkan ke dalam tanah dan disttribusi potensialnya
diukur dengan elektroda potensial.
Metoda Tahanan
Jenis Head On
Metoda Head on
Resistivity cukkup berhaasil diterapkan di Cina untuk mengidentifikasi sesar yang diasumsikan
sebagai zona tipis konduktif atau mempunyai kontras tahanan jenis pada suatu
daerah prospek geotermal enthalpy rendah.
Survai tahanan Head On pada
dasarnya merupakan pengembangan dari survai tahanan jenis Schlumberger mapping
dengan menambahkan satu elektroda arus C pada posisi jauh (tak terhingga) di
luar lintassan resistivity berarah tegak lurus terhadap lintasan.
Gambar 2. Sistem pengukuran resistivity head on
Bila pendataan dilakukan pada bentangan AB/2 maka perpotongan
kurva Tahanan jenis Head On akan
menunjukkan titik kedudukan sesar. Kolerasi dengan penampang tahanan jenis semu
yang disesuaikan dengan kedalaman ekivalen AB/4 akan didapat tempat kedudukan
sesar dengan lebih baik.
Metoda Potensial
Diri (SP)
Pengukuran
SP dilakukan pada lintasan tertentu dengan tujuan untuk mengukur beda potensial
antara dua titik yang berbeda sbagai V1 dan V2. Cara untuk melakukan
pengukurannya ialah dengan menggunakan dua buah elektrod yang biasanya
menggunakan ‘phorouspot’ untuk memperoleh kontak yang baik antara elektroda dan
lapisan tanah.
Tahanan
‘phorouspot’ selalu diusahakan sekecil mungkin, nilai potensial baru dilakukan
setelah benar-benar stabil.

Gambar 3. sistem pengukuran SP
Perhitungan data SP langsung dilakukan dengan melakukan
koreksi penutup yang didapat dari pengukuran metoda kabel panjang. Beda harga
antara kumulatif pembacaan (misalnya tiap a) dan pembacaan bentangan (5a)
merupakan total koreksi penutup, harga koreksi untuk tiap pembacaan a didapat
dengan membagi rata total koreksi. Kemudian dihitung kumulatif harga pembacaan
tiap a yang telah dikoreksi dengan koreksi penutup tersebut dari permulaan
pengukuran sampai dengan akhir pengukuran untuk setiap lintasan.
BAB 13
PENGANTAR METODA SEISMIK
· Metoda
seismik didasarkan pada prinsip perambatan gelombang yang mengikuti Hukum
Snellius, Hukum Fermat, dan Hukum Huygen.
1. Hukum
Snelius
Ketika
gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui
sebelumnya, maka gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian
terefleksikan kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat dibawah
permukaan.
Apabila sinar datang dari medium optis kurang
rapat ke medium optis lebih rapat, maka sinar tersebut akan dibiaskan cenderung
mendekati garis normal, jadi sudut datang akan lebih besar dari sudut bias dan
sebaliknya apabila sinar datang dari medium optis lebih rapat ke medium optis
kurang rapat, maka sinar akan dibiaskan cenderung menjauhi garis normal,
sehingga sudut datang akan lebih kecil dari sudut bias.

Gambar
Hukum Snellius
2. Hukum
Fermat
Menurut Fermat, besarnya sudut pantul akan sama
dengan besarnya sudut datangnya cahaya. Gelombang menjalar dari satu titik ke
titik lain melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya. Dengan demikian jika
gelombang melewati sebuah medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang
seismik, maka gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan
tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah (Jamady, 2011).
3. Hukum
Huygen
Prinsip Huygen menyatakan bahwa
setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber bagi gelombang baru.Posisi
dari muka gelombang dalam dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis
singgung permukaan untuk semua wavelet sekunder. Prinsip Huygens mengungkapkan
sebuah mekanisme dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring
dengan bertambahnya kedalaman (Asparini, 2011).

Gambar
Prinsip Huygen
· Aplikasi
metoda seismik biasanya terdiri dari dua macam yaitu Seismik Refraksi dan
Seismik Refleksi.
1.
Seismik Refraksi
Metoda seismik refraksi
memanfaatkan gelombang seismik yang direfraksikan mengikuti batas-batas lapisan
batuan di bawah permukaan. Waktu tempuh gelombang antara sumber gelombang dan penerima
(geofon) akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan.
Metoda seismik refraksi banyak digunakan untuk eksplorasi dangkal dan
keteknikan. Berdasarkan hukum Snellius, besarnya sudut datang akan menentukan
apakah gelombang itu dipantulkan atau dibiaskan

Gambar
Cara kerja eksplorasi seismik refraksi
Sudut
datang di mana gelombang akan sejajar dengan lapisan (kritis) disebut sudut
kritis
|
Gambar Sudut
kritis
|
Agar gelombang dapat terbiaskan (r = 90o) maka sudut datangnya haruslah:
Untuk
menghitung ketebalan lapisan (Z), diperlukan informasi waktu penjalaran
gelombang dari sumber ke penerima secara tegak (vertikal) yang disebut
intercept time (ti)
|
|
2.
Seismik Refleksi
Metoda seismik refleksi
memanfaatkan waktu tempuh perambatan gelombang yang dipantulkan kembali oleh
bidang batas batuan. Rekaman waktu tempuh gelombang pantul untuk suatu
lintasan, setelah melalui pengolahan data akan memberikan gambaran bawah
permukaan berdasarkan perbedaan kecepatan gelombang yang dipengaruhi oleh
densitas batuan. Refleksi gelombang tersebut direkam dengan alat dan
menunjukkan berbagai variasi amplitudo sebagai respon dari berbagai pelapisan
di bawah permukaan bumi, sehingga lapisan-lapisan tersebut akan
muncul sebagai horizon reflektor. Jika kecepatan masing-masing
lapisan tadi dapat dihitung dari waktu pantul yang direkam (v = s/t) kedalaman
masing-masing lapisan dapat dihitung (Santoso, 2002).

Gambar Prinsip
seismik refleksi untuk lapisan mendatar dengan kecepatan tetap

Gambar Contoh penampang hasil penyelidikan Seismik Refleksi
Wilayah kajian besar dalam seismik refaksi mencakup:
Ø Pengolahan
data
Ø Interpretasi
data
Conoh data lapangan yang dalam proses pengolahan
dapat dilihat, di mana di sini akuisi data dilakukan dengan
cara split spread. Sesudah pengolahan
selesai dilakukan akan diperoleh data yang siap ditafsirkan berupa jejak
seismik yang rangkaian amplitudonya dapat menggambarkan reflektor sebagai batas
antar satuan lapisan atau formasi. Penampilan hasil interpretasi
dapat dibuat dalam bentuk peta kontur atau dapat pula dalam visualisasi
permukaan. (Santoso, 2002).
BAB 14
PENGANTAR METODA ELEKTROMAGNETIK
Jika di permukaan bumi timbul medan
elektromagnetik makan akan timbul arus listrik yang melewati berbagai lapisan
konduktor dibawah permukaan bumi sesuai dengan hukum induksi elektromagnetik.
Arus ini akan mengganggu medan elektromagnetik di permukaan bumi dengan
timbulnya medan elektromagnetik yang baru.
1. Magnetotelurik
(MT)
Jika
suatu medan frekuensi f (Hz),
amplitude medan listrik dan medan magnet yang muncul disebut E dn B diukur
serentak pada arah yang saling tegak lurus sebagai
Ey
dan
Bx.
Bila
tidak homogen, yang diperoleh adalah tahanan jenis semu. Kisaran pengukuran MT
adalah dari 1-10-4 Hz. Secara teoritik jika frekuensinya sangat rendah
pentrasinya akan semakin dalam.
Seperti telah
disebutkan di atas struktur tahanan jenis di bawah permukaan.
Jika
adalah permeabilitas maka
adalah permeabilitas dalam ruang hampa T dalam detik dan
dalam ohm. Kedalaman di atas adalah skin depth.
Dalam
medan magnet terpolarisasi pada arah y (
=
) pada periode T, arus listrik menginduksi pada arah x (tegak lurus) mengakibatkan medan listrik
di
permukaan.
Penambahan T medan H akan menambah kedalaman penetrasi, sehingga kita dapat berpikir
secara analogi seperti sounding Schlumberger (
vs
T sebagai
vs
AB/z).
Biasanya T berkisar antara 1-1000 detik.
Dengan demikian kita
akan memperoleh kurva MT (biasanya tidak seideal konfigurasi Schlumberger,
karena H sangat terpengaruh tahanan
jenis di permukaan).
Untuk model berlapis
penafsiran dapat dilakukan dengan Curve
Matching dengan master curve 2 atau 3 lapisan.
Dalam lapangan panas
bumi untuk MT sounding didapat beberapa kendala, yaitu:
·
Perioda yang tercakup buruk (T
3 sec)
·
Anisotropi E dan j di daerah
tersebut
Beberapa penyelidikan
MT di lapangan panas bumi menunjukkan bahwa tahanan jenis tinggi dijumpai pada
perioda 10-1000 detik. Sehingga penafsiran untuk struktur dangkal tidak
diperoleh dengan baik.
Sering
,
cukup berbeda dengan
,
karena:
·
Anisotropi medan E di permukaan, karena variasi tahanan jenis dangkal/menengah
· Anisotropi densitas E akan berubah sampai dengan
/
di perbatasan, sedangkan searah akan
menerus.
2. Metoda
Elektromagnetik VLF
Metoda
elektromagnetik adalah salah satu metoda dalam eksplorasi geofisika. Pada
umumnya ia digunakan untuk pencarian bahan-bahan yang memiliki sifat konduktif
yang tinggi.
Slaah
satu metoda elektromagnetik ialah metoda elektromagnetik VLY (Very Low Frequency Electromagnetic).
Dalam metoda ini dimanfaatkan medan elektromagnetik yang dibangkitkan oleh
pemancar-pemancar radio berfrekuensi sangat rendah dengan daya besar yang
biasanya digunakan untuk kepentingan navigasi kapal-kapal selam. Frekuensi yang
digunakan ialah antara 15 KHz – 30 KHz.
Radio pemancar VLF
menghasilkan komponen listrik dan komponen magnet. Dalam metoda elektromagnetik
VLF komponen magnet diutamakan karena membaw sinyal energy yang cukup dan
memiliki keuntungan-keuntungan praktis dalam pengukuran (Peterson dan Ronka,
1970).
Setiap
jenis peralatan VLF pada umumnya menyajikan parameter pengukuran yang berbeda
(Koroos dan Hjelt, 1983)
Peralatan
elektromagnetik VLF yang akan digunakan dalam penyelidikan digunakan sebagai
penerima (receiver), sedangkan
peralatan pemancar memanfaatkan pemancar elektromagnetik VLF yang telah ada
seperti pada tabel 1.
Medan
yang diukur adalah medan elektromagnetik yang sudah merupakan perbandingan
antara primer dan sekunder. Artinya medan dari pemancar elektromagnetik VLF
dengan medan dari objek benda geologi yang tergantung dari posisi benda
konduktif.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah Aly dan Eny Rahma. 2006. MKDU Ilmu Alamiah Dasar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Asparini,
Dewi. 2011. Penerapan Metode Stacking dalam Pemrosesan Sinyal Seismik Laut di
Perairan Barat Aceh.Bogor. IPB.
Asti, B.M & Munif. J. A. 2009. 105
Tokoh Penemu dan Perintis Dunia.Jakarta: PT. Buku Kita.
Bullen,K.E.,1963,
An Introduction to the Theory of Seismology, 3th, Cambridge, University Press,
Cambridge
Gupta, K. H. 1980. Geothermal Resources: An Energy Alternative. Amsterdam,
The Netherlands: Elsevier Scientific
Publishing Company.
Hendro Darmodjo dan Yeni Kaligis. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Santoso, Djoko. 2002. Pengantar Geofisika.
Bandung. ITB
Wahyu Triyoso, 1991. Konsep-Konsep Dasar Seismologi, ITB
Bandung
